Kamis, 25 September 2008

Ini Picus- Picusku yang Mati Juga



Picus Picuku yang juga mati akibat tidak disiram air sampai berminggu bulan. Mengaaapa temanku itu tega benar memperlakukannya dengan sangat kejam. Andaikata dia menghubungiku atau memberitahuku bahwa dia tidak sempat melihara bunga- bunga yang kutitipkan tersebut, mungkin aku akan segera datang menyiraminya atau membawanya pulang kerumahku. Agar tidak terjadi musibah bungaku mati semua.

Sahabatku Tidak Setia Bringinku Mati

Penyesalan paling tak dapat kulupakan selama ini adalah ketika pohon Beringin kesayanganku mati kering. Sahabatku yang kutitipi bunga pohon beringin tsb. tidak memperhatikan pesananku. Bahwa tolong tiap sore disiramkan. Ternyata malah sampai minggu dan bulan dibiarkan terlantar dan kekeringan. Meskipun aku sempat sambang dan menyiram pohon yang tersiksa tsb. sekalian mengingatkan saahabatku untuk tetap disiramkan. Pada kenyataannya tetap tidak menghiraukannya. Akhirnya bunga kesayangan yang telah berumur lebih dari 27 tahun tsb. mati kekeringan. Sayang fotonya belum dapat kutunjukkan.

Padahal pohon bunga Beringin kesayanganku tersebut kutitipkan ditempatnya (Ruko) tujuannya untuk dapat dirawat dengan baik dan sekalian menjadi hiasan ditempatnya. MAka sejak itu aku menjadi tidak antusias lagi berteman dengannya. Sebenarnya bukan hanya Beringin yang mati, bunga Picus indah sebanyak tiga pot pun mati hampir dengan waktu bersamaan. Aku betul- betul heran merasakannya. Kayaknya seperti ada yang sabotase barang milikku itu.

Pohon Beringin Mati Kering

Sabtu, 13 September 2008

Bunga Sepatu

Koleksi Bunga Fosil

Entahlah mengapa bagi sebagian besar kita penampilan setiap jenis bunga selalu saja membawa nuasa keindahan tersendiri. Bukan saja bunga- bunga yang sudah terkenal. Bahkan jenis- jenis bunga disekitar lingkungan kita yang tampaknya biasa- biasa saja, tetapi apabila diamati dengan seksama maka akan terdapat atau ditemui hal- hal yang menarik. Mungkin akarnya, pohon batangnya yang meliuk indah, atau daun dan bunganya yang sangat spesifik, dan lain- lainnya. Pokoknya pasti membuat hati kita ikut berbunga dan bergembira melihatnya.

Pada suatu hari seorang lelaki, katakan saja pak T., karena senangnya pada bunga ia mencari sampai kesungai-sungai dan pemakaman umum. Kali ini jenis puring- puringan yang ditemukan disalah satu makam atau kuburan desa di kecamatan Senduro Lumajang, Jawa Timur. Saat itu hari Rabu Pon dan menuju Jum'at legi. Pak T. yang mencari bunga bersama keponakannya, Fr. tiba- tiba sadar ketika mau mencabut sebatang bunga puring didekat nisan kuburan orang yang tampat berserakan tidak terurus. Kemudian dicabutnya saja meskipun dengan perasaan merinding. Maklum hari mulai sore sekali.

Bunga dicabut rasanya seperti ada orang disekitar makam tersebut. Kontan saja keponakannya yang juga merasakan hal yang sama berucap, "Hai aku minta bunganya, kudoakan kamu selamat diakherat." Pak T. terkesiap dan spontan juga mengucapkan janji bahwa dirinya akan nyekar pada hari Jum'at legi mendatang. Tidak berapa lama setelah itu kedua orang, paman dan keponakan itu meninggalkan kuburan yang sunyi dan panas oleh teriknya matahari.

Sesampainya dirumah Bunga harus segera ditanam sementara ditanah pekarangan belakang rumah agar bisa bersemi. Lagi- lagi rasanya Pak T. seperti menanam tulang- tulang orang mati. Tetapi karena sudah kadung terlanjur tetap saja ditanam dan dipelihara dengan baik. Takut kalau terjadi apa- apa bila disia- siakan.

Rasa was- was belum sirna kedua orang tersebut menghitung hari ternyata Jum'at legi cuma kurang dua hari saja. Maka saat sampai pada hari Jum'at legi, terpaksa harus nyekar agar tidak kualat atau agar dapat menebus rasa bersalah telah mengambil bunga dipekuburan tidak dikenal. Tadinya keponakannya, si Fr. tersebut akan tidak mau ikut nyekar. Tetapi setelah diberi penjelasan oleh Pak T. ia ikut juga.

Pergilah lagi kedua orang bersaudara itu ketanah pekuburan dimana dua hari yang lalu beberapa batang bunga diambil. Bunga untuk nyekar mencari dirumah sendiri yang memang dimiliki, meskipun hanya bunga- bunga lokalan. Ditaburkanlah bunga- bunga itu diatas makam orang tidak dikenalnya itu, sambil bersama- sama mendoakan agar arwah simeninggal dapat tenang dan diterima disisi Allah Yang Maha Kuasa.

Seketika kedua orang, pak T. dan Fr. merasa lega hatinya. Rasa bersalah sudah dibayar dengan menabur bunga di makam orang yang dicomot bunganya, walau tidak dikenalnya pada hari malam Jumat legi yang saat itu terasa agak mencekam. Keduanya bergegas pulang.

Kini bunga- bunga yang diambil pada sekira enam bulanan itu tumbuh subur dan menunjukkan keindahannya. Tetapi yang satu walaupun tumbuh subur juga, ia tetap kaku dan keras seperti fosil tampilannya. Ya indahnya bunga Fosil. He he he ...